Pada kesempatan kali ini saya juga akan menulis tentang guru yang saya ambil dari blog saya kompasiana, yang tertanggal 04 May 2014Guru Sejati
Guru itu adalah untuk murid/siswa bukan untuk sertifikasi bukan hanya untuk sekedar profesi, apalagi untuk mengejar honor (emangnya di negeri kita ini honor guru berapa sich paling besar?). Titel menjadi guru sering kali dipandang sebagai profesi pinggir, dibandingkan dengan murid-muridnya yang sukses menempati instansi pemerintahan, lembaga-lembaga negara, ada yang jadi bos, ada yang jadi pengusaha, bahkan jadi presiden. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah guru akan selalu dikenang/diingat disanubari murid-muridnya ? apakah nama guru akan muncul ketika mereka-mereka sudah berhasil/sukses? itulah tantangan untuk menjadi seorang guru, tidak mudah untuk menjadi tokoh didalam ingatan siswanya, bukan hanya ketika muridnya berhasil akan tetapi sampai seumur hidup pun nama guru aka menjadi pahlawan bagi murid-muridnya. Guru sejati adalah guru yang bisa memikat hati siswa (bukan main hati ya),Guru sejati adalah guru yang eksistensinya untuk dunia pendidikan (bukan untuk sertifikasi), Guru sejati adalah orang yang memiliki tanggung jawab tinggi, dan mungkin masih banyak lagi potensial yang harus dimiliki oleh guru sejati. Untuk menjadi guru sejati memang tidak mudah, butuh proses dimulai dari pembenahan diri, refleksi diri, mendidik diri sendiri, memotivasi diri sendiri, menciptakan akhlaqul karimah untuk dirinya sendiri, tidak mudah putus asa, serta selalu update dalam berbagai informasi. Tidak sampai disitu untuk menjadi guru sejati, yang terpenting adalah memiliki dedikasi yang tinggu untuk dunia pendidikan dan penuh rasa tanggung jawab, seakan-akan pendidikan adalah dunianya yang tidak bisa dipisahkan.
Guru Malas
Penyakit malas memang sudah ada sejak dahulu, penyakit inilah yang terkadang menumpang didalam kehidupan guru untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Ada beberapa penyebab yang membuat guru itu menjadi malas, biasanya masalaha kesejahteraan yaitu, honor yang segitu-gitu aja, tunjangan yang tidak jelas, sertifikasi yang tidak memenuhi syarat/tertunda. Terkadang guru menjadi malas lantaran siswanyanya yang susah diatur (pada ngelawan), yang terlebih parah lagi si guru tersebut galau lantaran main hati dengan siswinya. Ironinya guru malas juga disebabkan adanya perangkat pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), Lab Komputer, Lab Seni, Lab Ipa yang dimanfaatkan oleh guru untuk bersantai-santai, sementara si siswa di tinggal di dalam kelas untuk mengerjakan LKS atau di dalam Lab mengerjakan tugas. (guru yang begini mesti ditatar lagi) mau sampai kapan bangsa ini dipenuhi dengan guru malas.
Guru Genit
Kita sudah sering melihat diberbagai media, tentang adanya pelecehan seksual terhadap siswi mulai dari tingkat SD sampai SLTA, sangat memperihatinkan bukan !, ya, tentu saja ini yang membuat jengkel para orang tua. Sejauh mana dan sudah setinggi apa kriteria yang harus dimilik oleh seorang guru di negara ini?, kalau seorang guru saja sudah melakukan hal yang buruk apalagi siswanya! bukankah guru itu“digugu dan ditiru”.
Ada gambaran bahwa guru genit itu, suka menebar pesona kepada siswi-siswinya,
memberikan nilai tambahan yang tidak wajar pada siswi, ucapannya selalu mengandung unsur hot, ramah( rajin menjamah) siswi cantik, tatapannya penuh kenakalan, tak jarang juga suka merangkul siswinya sambil berkata “coba dech kamu tulis jawabannya di depan” sambil menusukan telunjuknya dipinggul siswi, tentunya si siswi merasa kegelian “duuuch si bapak nie, khan geliiieee”
Sebagai refleksi diri dan renungan