"Tulisan ini saya ambil dari blog saya yang pernah saya muat pada 25 Oktober 2013 di Kompasiana"
PROFESI MULIA TAPI JARANG YANG MULIA
Guru, adalah profesi yang memiliki sejuta aksi, sejuta kreasi, sejuta inovasi, motivator, sejuta disegala bidang. Sifat inilah yang melekat pada diri guru. Mungkin kini lain cerita, sekarang, guru bukanlah lagi sebagai sosok yang menganggumkan, melainkan sosok yang Memperihatinkan. kenapa demikian? ini sebuah realita yang nyata dan tidak bisa mengumpat dibalik muka manis yang agak sedikit palsu, bahwa guru sekarang ini secara tidak langsung sudah beralih profesi menjadi tukang parkir. kita bisa lihat tukang parkir, jika ada kendaraan yang parkir didepan toko atau mall dan lainnya, si tukang parkir cuma hanya menjaga kendaraan si tuan saja tanpa merawatnya apalagi sampai mencucinya walaupun ada rasa memiliki, itu cuma hanya karena ada bayarannya, jika tidak !…
Guru sekarang enggan sekali untuk memberikan falsafah hidup, contoh akhla yang mulia, serta norma-norma hidup kepada anak didiknya, dikarenakan banyaknya target-target tertentu untuk menyelesaikan materi. guru terlalu disibukan dengan berbagai macam instrumen sehingga lupa membiasakan anak didiknya berkelakuan baik. inilah yang saya sebut profesi mulia tapi jarang yang mulia.
MASIKAH PENTING GURU MATRE ?…
Kita semua sama-sama sepakat, bahawa hidup itu perlu materi, dan untuk mencapai itu kita perlu berusaha dan bekerja, cukup beralasan bahwa itu menjadi penyemangat dan motivasi. Mungkin ada sedikit alasan klasik yang membuat guru menjadi malas dan semakin ketinggalan zaman, yaitu faktor kesejahteraan, honor yang tak naik-naik, apalagi diberikan kendaraan dinas. Dalam hal ini pemerintah sudah mencanangkan program profesi guru dan dosen, yang dimana setiap guru yang bersertifikat akan mendapatkan honor tambahan dengan syarat keprofesionalannya jumlah mengajar 24 jam. bagi saya upaya meningkatkan kesejahteraan guru dengan cara ini tidaklah ampuh, karena ketidak merataannya yang mendapatkan tunjangan sertifikasi “termasuk saya”. justru hal inilah yang membuat guru yang tidak mendapat giliran bahkan tidak memiliki peluang merasa cemburu, yang lebih parah lagi menjadi malas-malasan. Menyadari akan hal ini saya sebagai guru swasta bukan saatnya lagi kita berpangku dan selalu mengandalkan hal itu untuk menjadi motivasi dalam mendidik peserta didik kita, sudah seharusnya kita lebih fokus pada peningkatan kualitas diri dan karakter pribadi kita. karena keprofesionalan akan berpihak kepada orang yang tepat, dan orang yang tepat, dan orang tepat akan selalu belajar untuk profesional, dan tentunya keprofesionalan kita akan menghasilkan sesuatu yang tak terduga nilainya.
Kebiasaan guru yang selalu mendikte peserta didiknya, memberikan catatan, menjadikan guru tersebut akan dikubur oleh zaman tanpa batu nisan. Pasalnya keberadaan guru saat ini hampir setara status dengan internet, jika guru masih memberlakukan khas gaya mengajar dengan yang itu-itu juga, maka jangan heran jika siswa anda yang akan lebih pintar!. bayangkan jika kita sedang berada di kelas, contoh kasus mengajar Ilmu Pengetahuan Alam, tiba tiba ada siswa yang bertanya “Pak guru bagaimana proses terjadinya gerhana matahari?” mungkin dalam hal ini sang guru enteng saja menjawab ” karena bulan menutupi Matahari pada siang hari Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari”, tapi bagaimanakah jika si muridnya bertanya ” bisakah kami melihatnya gerhana matahari tersebut saat ini ?.. Mungkin jika guru tersebut adalah guru yang mengerti Teknologi Informasi (IT), bisa saja dia memanfaatkan media ajar seperti Youtube untuk melihat video gerhana matahari, atau si guru tersebut membuat simulasi gerhana matahari yang di tampilkan melalui projector. Tapi jika guru tersebut tidak mengerti Informasi Teknologi (IT), maka alasan apalagi yang akan di berikan ke siswanya ?. dizaman sekarang ini akses internet mudah sekali di lakukan, mulai dari laptop, komputer sampai ponsel. dalam hal ini bisa saja siswa/i ingin mencari tahu apa yang dari gurunya tidak tahu, dengan memasukan input kata kunci dari web browsing dengan hitungan detik si siswa bisa mendapatkan jawabannya, mungkin saja ini bisa jadi hal yang memalukan buat si guru. apakah posisi anda mau digantikan oleh internet ?
Sebagai tenaga pendidik tentulah sangat penting untuk up date berbagai macam bentuk informasi, jika mampu mulai dari a sampai dengan z. kita hilangkan sejenak rasa keegoan kita sebagai guru yang katanya serba bisa untuk belajar kembali, mengkaji kembali, karena materi yang ada dikepala kita adalah materi-materi lama yang perlu kita up date.
Jangan sampai nama guru itu hilang mati tanpa sejarah, karena kemajuan zaman yang serba teknologi ini dan jangan sampai siswa/i kita mencari guru sendiri untuk mencari kepuasan ilmunya dengan media yang salah tanpa filtering apalagi sampai mengatakan Mari sama-sama kita bangkit sebagai guru yang berwawasan luas berilmu pengetahuan dan teknologi.